Tidak akan ada cerita tentang Natal jika tidak ada kuasa Roh Kudus.
Sebagai orang Kristen, sering kali kita membatasi pekerjaan Roh Kudus. Banyak gereja menempatkan Dia di bangku belakang atau bahkan terkadang mengabaikan Dia sama sekali. Beberapa orang memperlakukan Roh Kudus sebagai pribadi ketiga Trinitas, seakan-akan Tuhan itu bukan satu kesatuan. Atau kita beranggapan Roh Kudus itu seperti jin yang muncul di awal bangkitnya gereja mula-mula dan menghilang ketika gereja sudah mulai kokoh berdiri.
Tuhan bukanlah jin. Roh Kudus, pribadi yang sama yang melayang-layang di atas permukaan air pada saat penciptaan, menginspirasi para nabi di Perjanjian Lama dan memperlengkapi para murid di hari Pantekosta masih melakukan mukjizat yang sama hingga hari ini. Penting juga bagi kita untuk belajar bahwa Roh Kudus terlibat penuh dalam peristiwa Natal dua ribu tahun lalu. Menjelang liburan Natal ini, mari kita menaruh perhatian lebih lagi akan karya Roh Kudus dalam mukjizat inkarnasi.
Lukas, penulis Kisah Para Rasul, menunjukkan perhatian serius pada karya Roh Kudus dalam kitab Injil yang memuat namanya. Dalam catatan Lukas tentang kelahiran Yesus Kristus yang sangat detil, dia menggaris bawahi tentang pekerjaan Roh Kudus dalam kehidupan lima orang di dua pasal pertama.
Kita cenderung memandang rendah Zakharia, ayah dari Yohanes Pembabtis karena dia meragukan kemampuan Tuhan dalam membuka rahim istrinya yang mandul. Tapi Lukas mengingatkan kita bahwa Zakharia dipenuhi Roh Kudus dan bernubuat ketika anaknya lahir (lihat Lukas 1:67). Direndahkan dan dihukum oleh Tuhan, Zakharia mendapatkan kekuatan baru dari Roh Kudus dan mengucapkan salah satu janji Mesianik terkaya yang pernah dicatat dalam Alkitab,
Dari kisah Zakharia ini, mengingatkan saya bahwa Roh Kudus memurnikan dan mengoreksi kita, dan akhirnya memakai kita sekalipun kita dalam kelemahan dan gagal. Kita jangan merasa jemu dengan disiplin yang Tuhan lakukan – karena pada akhirnya, kita akan menerima pesan dari-Nya.
Elisabeth, ibu Yohanes Pembabtis sangat jarang muncul dalam adegan kelahiran Yesus ataupun ilustrasi kartu Natal. Sepertinya dia hanya pemain kecil. Namun Lukan membukakan rahasia pada kita bahwa ia dipenuhi Roh Kudus ketika Maria datang mengunjungi rumahnya di Yehuda (Lukas 1:41). Bagaimana kuasa Roh Kudus dimanifestasikan dalam hidupnya? Lukas mengatakan dia “menangis dengan suara keras” dan mengumumkan bahwa Maria mengandung sang Mesias. Nubuatan penguatan darinya sangat penting bagi hidup Maria saat itu.
Apa yang dialami Elisabet mengingatkan saya bahwa Roh Kudus adalah pribadi yang menguatkan dan menghibur kita, dan saya tidak bisa menjalani kehidupan rohani saya tanpa Dia. Saya juga melihat bahwa kadang Tuhan menuntun seseorang masuk dalam kehidupan kita untuk menyampaikan kata-kata penguatan.
Bahkan Yohanes Pembabtis yang masih dalam kandungan ibunya di penuhi oleh Roh Kudus (Lukas 1:15). Ini adalah keajaiban yang luar biasa – saya belum pernah bertemu bayi yang dipenuhi oleh Roh Kudus! Tetapi hal ini karena Yohanes mengemban sebuah tugas yang besar – memanggi Israel kepada pertobatan dan mempersiapkan jalan bagi Yesus – dia membutuhkan kekuatan yang luar biasa.
Ketika Maria bertanya pada Gabriel bagaimana dia bisa mengandung Mesias sebagai seorang perawan, jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.” (Lukas 1:35). Para sarjana Alkitab, termasuk komentator Matthew Henry berspekulasi bahwa Maria mulai mengandung setelah tiba di rumah Elisabet, atau ketika bayi Yohanes melonjak di kandungan. Pada momen tersebut Maria mulai memuji Tuhan dengan luar biasa, memuji Dia untuk anugrah, kekuatan dan kesetiaan-Nya.
Maria mengingatkan saya bahwa salah satu kunci manifestasi Roh Kudus dalam hidup kita adalah pujian dan penyembahan. Dipenuhi oleh Roh Kudus secara otomatis membuat kita bebas untuk memuji Tuhan tanpa hambatan. Jika saya memuji Tuhan dengan biasa-biasa saja, atau bahkan menahan diri saya, maka saya butuh di segarkan lagi.
Dalam kisah Natal, Lukas juga memperkenalkan seorang pria tua bernama Simeon yang telah bertahun-tahun berdoa untuk kedatangan sang Mesias. Roh Kudus turun atas pria ini (Lukas 2:25), dan Roh Kudus membukakan kepada dia bahwa dia tidak akan mati sebelum bertemu Yesus. Hal ini menjadi kenyataan, ketika Simeon menggendong bayi Yesus dengan tangannya, mengucapkan nubuatan dan berkat atas anak itu dan juga bernubuat bagi ibunya.
Simeon mengingatkan saya bahwa Roh udus akan memberikan kekuatan kepada saya untuk terus memegang janji Tuhan, tidak perduli butuh berapa tahun hingga hal itu terwujud.
Natal yang sebenarnya penuh dengan kuasa Roh Kudus. Pada libur Natal kali ini, saya berdoa agar Anda tidak hanya fokus pada dekorasi dan kemeriahan Natal sehingga Anda melewatkan bahwa Roh Kudus ingin melakukan sesuatu di dalam dan melalui Anda. (J. Lee Grady, kontributor editor majalah Charisma.)
Sumber : J. Lee Grady, kontributor editor majalah Charisma.